Mari Merenung....(Mari berbakti pada orang tua)
Oleh Nyong Khevin
Nak, kesini! Mendekatlah....!Nak,...Ketika aku sudah tua, aku bukan lagi yang semula.Mengertilah, bersabarlah sedikit terhadap aku.
Ketika aku luapa bagaimana mengikat sepatu, ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu.
Ketika aku terus mengulang kata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar, bersabarlah mendengarnya, jangan memutus pembicaraanku. Bukankah ketika kau kecil, ibu selalu harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu kali kuceritakan agar kau tidur.
Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku. Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi.
Ketika aku tak paham sedikitpun tentang teknologi dan hal-hal baru, jangan mengejekku. Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap pertanyaan "mengapa" darimu.
Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk memapahku, seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil.
Ketika aku harus terlupa dengan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingat. Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau disampingku dan mendengarkanku, aku sudah puas.
Ketika kau memndang aku yang mulai menua, janganlah berduka. Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu belajar menjalani kehidupan.
Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini, sekarang temani aku menjalani sisa hidupku.......
bY..
Kucing Nakal
Ketika aku luapa bagaimana mengikat sepatu, ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu.
Ketika aku terus mengulang kata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar, bersabarlah mendengarnya, jangan memutus pembicaraanku. Bukankah ketika kau kecil, ibu selalu harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu kali kuceritakan agar kau tidur.
Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku. Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi.
Ketika aku tak paham sedikitpun tentang teknologi dan hal-hal baru, jangan mengejekku. Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap pertanyaan "mengapa" darimu.
Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk memapahku, seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil.
Ketika aku harus terlupa dengan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingat. Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau disampingku dan mendengarkanku, aku sudah puas.
Ketika kau memndang aku yang mulai menua, janganlah berduka. Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu belajar menjalani kehidupan.
Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini, sekarang temani aku menjalani sisa hidupku.......
bY..
Kucing Nakal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar